Monday, 19 August 2013
Sejarah dan Perkembangannya Tafsir Al Qur'an
Secara etimologi tafsir bisa berarti: الايضاح
والبيان (penjelasan), الكشف (pengungkapan) dan كشف المراد
عن اللفظ المشكل (menjabarkan kata yang samar ). 1 Adapun secara terminologi tafsir
adalah penjelasan terhadap Kalamullah atau menjelaskan
lafadz-lafadz al-Qur’an dan pemahamannya. 2
Ilmu tafsir merupakan ilmu yang paling mulia dan
paling tinggi kedudukannya, karena pembahasannya berkaitan dengan Kalamullah yang
merupakan petunjuk dan pembeda dari yang haq dan bathil. Ilmu tafsir telah
dikenal sejak zaman Rasulullah dan berkembang hingga di zaman modern sekarang
ini. Adapun perkembangan ilmu tafsir dibagi menjadi empat periode yaitu :
Pertama, Tafsir Pada Zaman Nabi.
Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab sehingga
mayoritas orang Arab mengerti makna dari ayat-ayat al-Qur’an. Sehingga banyak
diantara mereka yang masuk Islam setelah mendengar bacaan al-Qur’an dan
mengetahui kebenarannya. Akan tetapi tidak semua sahabat mengetahui makna yang
terkandung dalam al-Qur’an, antara satu dengan yang lainnya sangat variatif
dalam memahami isi dan kandungan al-Qur’an. Sebagai orang yang paling
mengetahui makna al-Qur’an, Rasulullah selalu memberikan penjelasan kepada sahabatnya,
sebagaimana firman Allah ,” keterangan-keterangan (mu’jizat) dan
kitab-kitab.Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan,
(QS. 16:44). Contohnya hadits yang diriwayatkan Muslim dari Uqbah bin
‘Amir berkata : “Saya mendengar Rasulullah berkhutbah diatas mimbar membaca
firman Allah :
وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة
kemudian Rasulullah bersabda :
ألا إن القوة الرمي
“Ketahuilah bahwa kekuatan itu pada memanah”.
Juga hadits Anas yang diriwayatkan Bukhori dan
Muslim Rasulullah bersabda tentang Al-Kautsar adalah sungai
yang Allah janjikan kepadaku (nanti) di surga.
Tafsir Pada Zaman Shohabat
Adapun metode sahabat dalam menafsirkan al-Qur’an
adalah; Menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, menafsirkan Al-Qur’an dengan
sunnah Rasulullah, atau dengan kemampuan bahasa, adat apa yang mereka dengar
dari Ahli kitab (Yahudi dan Nasroni) yang masuk Islam dan telah bagus
keislamannya.
Diantara tokoh mufassir pada masa ini adalah:
Khulafaurrasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali), Abdullah bin Abbas, Abdullah
bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair dan Aisyah.
Namun yang paling banyak menafsirkan dari mereka adalah Ali bin Abi Tholib,
Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin Abbas yang mendapatkan do’a dari
Rasulullah.
Tafsir Pada Zaman Tabi’in
Metode penafsiran yang digunakan pada masa ini
tidak jauh berbeda dengan masa sahabat, karena para tabi’in mengambil tafsir
dari mereka. Dalam periode ini muncul beberapa madrasah untuk kajian ilmu
tafsir diantaranya:
1)- Madrasah Makkah atau Madrasah Ibnu Abbas yang
melahirkan mufassir terkenal seperti Mujahid bin Jubair, Said bin Jubair,
Ikrimah Maula ibnu Abbas, Towus Al-Yamany dan ‘Atho’ bin Abi Robah.
2)- Madrasah Madinah atau Madrasah Ubay bin Ka’ab,
yang menghasilkan pakar tafsir seperti Zaid bin Aslam, Abul ‘Aliyah dan
Muhammad bin Ka’ab Al-Qurodli.
3)- Madrasah Iraq atau Madrasah Ibnu Mas’ud,
diantara murid-muridnya yang terkenal adalah Al-Qomah bin Qois, Hasan Al-Basry
dan Qotadah bin Di’amah As-Sadusy.
Tafsir Pada Masa Pembukuan
Pembukuan tafsir dilakukan dalam lima periode
yaitu;
Periode Pertama, pada zaman Bani Muawiyyah dan
permulaan zaman Abbasiyah yang masih memasukkan ke dalam sub bagian dari hadits
yang telah dibukukan sebelumnya. Periode Kedua, Pemisahan
tafsir dari hadits dan dibukukan secara terpisah menjadi satu buku tersendiri.
Dengan meletakkan setiap penafsiran ayat dibawah ayat tersebut, seperti yang
dilakukan oleh Ibnu Jarir At-Thobary, Abu Bakar An-Naisabury, Ibnu Abi Hatim
dan Hakim dalam tafsirannya, dengan mencantumkan sanad masing-masing penafsiran
sampai ke Rasulullah, sahabat dan para tabi’in. Periode Ketiga, Membukukan
tafsir dengan meringkas sanadnya dan menukil pendapat para ulama’ tanpa
menyebutkan orangnya. Hal ini menyulitkan dalam membedakan antara sanad yang
shahih dan yang dhaif yang menyebabkan para mufassir berikutnya mengambil
tafsir ini tanpa melihat kebenaran atau kesalahan dari tafsir tersebut. Sampai
terjadi ketika mentafsirkan ayat
غير المغضوب عليهم ولاالضالين
ada sepuluh pendapat, padahal para ulama’ tafsir
sepakat bahwa maksud dari ayat tersebut adalah orang-orang Yahudi dan Nasroni. Periode
Keempat, pembukuan tafsir banyak diwarnai dengan buku – buku
tarjamahan dari luar Islam. Sehingga metode penafsiran bil aqly (dengan
akal) lebih dominan dibandingkan dengan metode bin naqly (
dengan periwayatan). Pada periode ini juga terjadi spesialisasi tafsir menurut
bidang keilmuan para mufassir. Pakar fiqih menafsirkan ayat Al-Qur’an dari segi
hukum seperti Alqurtuby. Pakar sejarah melihatnya dari sudut sejarah seperti
ats-Tsa’laby dan Al-Khozin dan seterusnya. Periode Kelima, tafsir
maudhu’i yaitu membukukan tafsir menurut suatu pembahasan tertentu
sesuai disiplin bidang keilmuan seperti yang ditulis oleh Ibnu Qoyyim dalam
bukunya At-Tibyan fi Aqsamil Al-Qur’an, Abu Ja’far An-Nukhas dengan Nasih wal
Mansukh, Al-Wahidi Dengan Asbabun Nuzul dan Al-Jassos dengan Ahkamul
Qur’annya.
Metode Penafsiran
Metode penafsiran yang banyak dilakukan oleh para
mufassir adalah:
Pertama, Tafsir
Bil Ma’tsur atau Bir-Riwayah
Metode penafsirannya terfokus pada shohihul
manqul (riwayat yang shohih) dengan menggunakan penafsiran al-Qur’an
dengan al-Qur’an, penafsiran al-Qur’an dengan sunnah, penafsiran al-Qur’an
dengan perkataan para sahabat dan penafsiran al-Qur’an dengan perkataan para
tabi’in. Yang mana sangat teliti dalam menafsirkan ayat sesuai dengan riwayat
yang ada. Dan penafsiran seperi inilah yang sangat ideal yang patut
dikembangkan. Beberapa contoh kitab tafsir yang menggunakan metode ini adalah :
Tafsir
At-Tobary ((جامع البيان في تأويل أى القران terbit 12 jilid
Tafsir
Ibnu Katsir (تفسير القران العظيم ) dengan 4 jilid
Tafsir
Al-Baghowy (معالم التنزيل )
Tafsir
Imam As-Suyuty (الدر المنثور في التفسير بالمأثور ) terbit 6
jilid.
Kedua, Tafsir
Bir-Ra’yi (Diroyah).
Metode ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Ar-Ro’yu al Mahmudah (penafsiran
dengan akal yang diperbolehkan) dengan beberapa syarat diantaranya:
1)- Ijtihad yang dilakukan tidak keluar dari
nilai-nilai al-Qur’an dan as-sunnah
2)- Tidak berseberangan penafsirannya dengan
penafsiran bil ma’tsur, Seorang mufassir harus menguasai ilmu-ilmu yang
berkaitan dengan tafsir beserta perangkat-perangkatnya.
Beberapa contoh kitab tafsir yang menggunakan
metodologi ini diantaranya :
Tafsir
Al-Qurtuby (الجامع لأحكام القران )
Tafsir
Al-Jalalain (تفسير الجلالين)
Tafsir
Al-Baidhowy (أنوارالتنزيل و أسرار التأويل).
Ar-Ro’yu Al- mazmumah (penafsiran
dengan akal yang dicela / dilarang), karena bertumpu pada penafsiran makna
dengan pemahamannya sendiri. Dan istinbath (pegambilan hukum)
hanya menggunakan akal/logika semata yang tidak sesuai dengan nilai-nilali
syariat Islam. Kebanyakan metode ini digunakan oleh para ahli bid’ah yang
sengaja menafsirkan ayat al-Qur’an sesuai dengan keyakinannya untuk mengajak
orang lain mengikuti langkahnya. Juga banyak dilakukan oleh ahli tafsir priode
sekarang ini. Diantara contoh kitab tafsir yang menggunakan metode ini adalah:
Tafsir
Zamakhsyary (الكشاف عن حقائق التنزيل و عيون الأقاويل في وجوه التأويل )
Tafsir
syiah “Dua belas” seperti (مرأة الأنوار و مشكاة الأسرار للمولي عبد اللطيف
الكازاراني ) jugaمع البيان لعلوم القران لأبي الفضل الطبراسي
Tafsir
As-Sufiyah dan Al-Bathiniyyah seperti tafsir حقائف التفسير للسلمي و عرائس
البيان في حقائق القران لأبي محمد الشيرازي
SYARAT DAN ADAB PENAFSIR AL-QUR’AN
Untuk bisa menafsirkan al-Qur’an, seseorang harus
memenuhi beberapa kreteria diantaranya:
1)- Beraqidah shahihah, karena aqidah
sangat pengaruh dalam menafsirkan al-Qur’an.
2)- Tidak dengan hawa nafsu semata, Karena dengan
hawa nafsu seseorang akan memenangkan pendapatnya sendiri tanpa melilhat dalil
yang ada. Bahkan terkadang mengalihkan suatu ayat hanya untuk memenangkan
pendapat atau madzhabnya.
3)- Mengikuti urut-urutan dalam menafsirkan
al-Qur’an seperti penafsiran dengan al-Qur’an, kemudian as-sunnah, perkataan
para sahabat dan perkataan para tabi’in.
4)- Faham bahasa arab dan perangkat-perangkatnya,
karena al-Qur’an turun dengan bahasa arab. Mujahid berkata; “Tidak
boleh seorangpun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, berbicara tentang
Kitabullah (al-Qur’an) jikalau tidak menguasai bahasa arab“.
5)- memiliki pemahaman yang mendalam agar bisa mentaujih (mengarahkan)
suatu makna atau mengistimbat suatu hukum sesuai dengan nusus
syari’ah,
6)- Faham dengan pokok-pokok ilmu yang ada
hubungannya dengan al-Qur’an seperti ilmu nahwu (grammer), al-Isytiqoq (pecahan
atau perubahan dari suatu kata ke kata yang lainnya), al-ma’ani, al-bayan,
al-badi’, ilmu qiroat (macam-macam bacaan dalam al-Qur’an),
aqidah shaihah, ushul fiqh, asbabunnuzul, kisah-kisah dalam
islam, mengetahui nasikh wal mansukh, fiqh, hadits, dan
lainnya yang dibutuhkan dalam menafsirkan.
Adapun adab yang harus dimiliki seorang mufassir
adalah sebagai berikut :
Niatnya
harus bagus, hanya untuk mencari keridloan Allah semata. Karena seluruh
amalan tergantung dari niatannya (lihat hadist Umar bin Khottob tentang
niat yang diriwayatkan oleh bukhori dan muslim diawal kitabnya dan dinukil
oleh Imam Nawawy dalam buku Arba’in nya).
Berakhlak
mulia, agar ilmunya bermanfaat dan dapat dicontoh oleh orang lain
Mengamalkan
ilmunya, karena dengan merealisasikan apa yang dimilikinya akan
mendapatkan penerimaan yang lebih baik.
Hati-hati
dalam menukil sesuatu, tidak menulis atau berbicara kecuali setelah
menelitinya terlebih dahulu kebenarannya.
Berani
dalam menyuarakan kebenaran dimana dan kapanpun dia berada.
Tenang
dan tidak tergesa-gesa terhadap sesuatu. Baik dalam penulisan maupun dalam
penyampaian. Dengan menggunakan metode yang sistematis dalam menafsirkan
suatu ayat. Memulai dari asbabunnuzul, makna kalimat, menerangkan susunan
kata dengan melihat dari sudut balagho, kemudian menerangkan maksud ayat
secara global dan diakhiri dengan mengistimbat hukum atau faedah yang ada
pada ayat tersebut.
CONTOH KITAB TAFSIR DAN METODOLOGI PENULISANNYA
Nama Kitab : جامع
البيان في تفسير أي القران atau yang lebih dikenal dengan
tafsir al-Tabary.
Pengarangnya : Abu
Ja’far Muhammad bin Jarir At-Thobary (224 – 310 H)
Jumlah jilid : 12
jilid besar.
Keistimewaannya : Tafsir ini
merupakan referensi bagi para mufassirin terutama penafsiran
binnaqli/biiriwayah. Tafsir bil aqli karena istinbath hukum, penjabaran
berbagai pendapat dengan dan mengupasnya secara detail disertai analisa yang
tajam. Ia merupakan tafsir tertua dan terbagus.
Metodologi Penulisannya:
Penulis menafsirkan ayat al-Qur’an dengan jelas dan
ringkas dengan menukil pendapat para sahabat dan tabi’in disertai sanadnya.
Jikalau dalam ayat tersebut ada dua pendapat atau lebih, di sebutkan satu
persatu dengan dalil dan riwayat dari sahabat maupun tabi’in yang mendukung
dari tiap-tiap pendapat kemudian mentarjih (memilih) diantara
pendapat tersebut yang lebih kuat dari segi dalilnya. Beliau juga mengii’rob (menyebut
harakat akhir), mengistimbat hukum jikalau ayat tersebut
berkaitan dengan masalah hukum. Ad-Dawudy dalam bukunya “Thobaqah
al-Mufassirin“ mengomentari metode ini dengan ungkapannya:“ Ibnu jarir
telah menyempurnakan tafsirnya dengan menjabarkan tentang hukum-hukum, nasih
wal mansuh, menerangkan mufrodat (kata-kata) sekaligus maknanya, menyebutkan
perbedaaan ulama’ tafsir dalam masalah hukum dan tafsir kemudian memilih
diantara pendapat yang terkuat, mengi’rob kata-kata, mengkonter pendapat
orang-orang sesat, menulis kisah ,berita dan kejadian hari kiamat dan
lain-lainnya yang terkandung didalamnya penuh dengan hikmah dan keajaiban tak
terkira kata demi kata, ayat demi ayat dari isti’adzah sampai abi jad (akhir
ayat). Bahkan jikalau seorang ulama’ mengaku mengarang sepuluh kitab yang diambil
dari tafsir ini, dan setiap kitab mengandung satu disiplin keilmuan dengan
keajaiban yang mengagungkan akan diakuinya (karangan tersebut).
2. Tafsir Ibnu Katsir
Nama kitab : تفسير
القران العظيم lebih dikenal dengan Tafsir Ibnu Katsir.
Jumlah jilid : 4
Jilid
Nama penulis : Imaduddin
Abul Fida’ Ismail bin Amr bin Katsir (w 774 H)
Keutamaanya : Merupakan
tafsir terpopuler setelah tafsir At-Thobary dengan
metode bil ma’tsur.
Metodologi penulisannya:
Penulis sangat teliti dalam mentafsirkan ayat-ayat
al-Qur’an dengan menukil perkataan para salafus sholeh. Ia menafsirkan ayat
dengan ibarat yang jelas dan mudah dipahami. Menerangkan ayat dengan ayat yang
lainnya dan membandingkannya agar lebih jelas maknanya. Beliau juga menyebutkan
hadits-hadits yang berhubungan dengan ayat tersebut dilanjutkan dengan
penafsiran para sahabat dan para tabi’in. Beliau juga sering mentarjih diantara
beberapa pendapat yang berbeda, juga mengomentari riwayat yang shoheh atau yang dhoif(lemah).
mengomentari periwayatan isroiliyyat. Dalam menafsirkan
ayat-ayat hukum, ia menyebutkan pendapat para Fuqaha (ulama’ fiqih) dengan
mendiskusikan dalil-dalilnya, walaupun tidak secara panjang lebar. Imam Suyuthy
dan Zarqoni menyanjung tafsir ini dengan berkomentar ;” Sesungguhnya
belum ada ulama’ yang mengarang dalam metode seperti ini “.
3. Tafsir Al-Qurtuby
Nama kitab : الجامع
لأحكام القران
Jumlah jilid : 11
jilid dengan daftar isinya.
Nama penulisnya : Abu
Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Qurtuby (w 671 H).
Keutamaanya : Ibnu Farhun
berkata,” tafsir yang paling bagus dan paling
banyak manfaatnya, membuang kisah dan sejarah,
diganti
dengan hukum dan istimbat dalil, serta menerangkan
I’rob,
qiroat, nasikh dan mansukh”.
Metode penulisannya :
Penulis terkenal dengan gaya penulisan ulama’
fiqih., dengan menukil tafsir dan hukum dari para ulama’ salaf dengan
menyebutkan pendapatnya masing-masing. Dan membahas suatu permasalahan fiqhiyah
dengan mendetil. Membuang kisah dan sejarah, diganti dengan hukum dan istimbat
dalil, juga I’rob, qiroat, nasikh dan mansukh. Beliau tidak ta’assub (panatik)
dengan mazhabnya yaitu mazhab Maliki.
4. Tafsir Syinqithy
Nama kitab : أضواء
البيان في إيضاح القران بالقران
Jumlah jilid : 9
jilid.
Nama penulisnya : Muhammad
Amin al-Mukhtar As-Syinqithy
Metodologi penulisannya:
Menekankan penafsiran bil-ma’tsur dengan dilengkafi qira’ah
as-sab’ah dan qiro’ah syadz (lemah) untuk istisyhad (pelengkap).
Menerangkan masalah fiqih dengan terperinci, dengan menyebut pendapat disertai
dalil-dalilnya dan mentarjih berdasarkan dalil yang kuat. Pembahasan masalah
bahasa dan usul fiqih. Beliau wafat dan belum sempat menyelesaikan tafsirnya
yang kemudian dilengkapi oleh murid sekaligus menantunya yaitu Syekh ‘Athiyah
Muhammad Salim.
Refrensi:
1 Adz-Dzahabi, at-Tafsir
wa al-Mufassirun 1/13, Manna’ al-Qattan, Mabaahits fi Ulumi
al- Qur’an hal : 323.
2 Abdul Hamid al-Bilaly, al-Mukhtashar
al-Mashun min Kitab al-Tafsir wa al-Mufashirun, (Kuwait: Daar
al-Dakwah, 1405) hal. 8
3 Marfu’
adalah perkataaan atau perbuatan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
4 Mauquf adalah perkataan
atau perbuatan yang disandarkan kepada para shohabat
5 majmu’ fatawa syaikhul
Islam ibnu taimiyah 13/370 dan buku mabahits fi ulumul al-
qur’an ole mann’ al-qotton hal ; 340-342
Saturday, 17 August 2013
Sejarah ilmu Tajwid
Asal kata Tajwid yaitu dari kata bahasa Arab “jawwada - yujawwidu- tajwiidan” (جوَّدَ يجوِّد ، تجويدًا ، فهو مُجوِّد ، والمفعول مُجوَّد) berarti membuat sesuatu menjadi bagus. Di dalam beberapa buku tajwid disebutkan bahwa istilah ini muncul ketika seseorang bertanya kepada khalifah ke-empat, ‘Ali bin Abi Thalib tentang firman Allah yang berbunyi :
ورتل القرأن ترتيلا
Beliau menjawab bahwa yang dimaksud dengan kata tartil adalah tajwiidul huruuf wa ma’rifatil wuquuf, yang berarti membaca huruf-hurufnya dengan bagus (sesuai dengan makhraj dan shifat) dan tahu tempat-tempat waqaf. Selama ini memang belum ditemukan musnad tentang perkataan beliau mengenai hal di atas, dan kisah ini hanya terdapat dalam kitab tajwid. Akan tetapi para ulama’ bersepakat bahwa yang dimaksud dengan tartil adalah tajwiidul huruuf wa ma’rifatil wuquuf.
Untuk menghindari kesalahpahaman antara tajwid dan qiraat, maka perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan tajwid. Pendapat sebagian ulama memberikan pengertian tajwid sedikit berbeda, namun pada intinya sama. Secara bahasa, tajwid berarti al-tahsin atau membaguskan. Sedangkan menurut istilah yaitu, mengucapkan setiap huruf sesuai dengan makhrajnya menurut sifat-sifat huruf yang mesti diucapkan, baik berdasarkan sifat asalnya maupun berdasarkan sifat-sifatnya yang baru.
Sebagian ulama yang lain medefinisikan tajwid sebagai berikut: “Tajwid ialah mengucapkan huruf(al-Quran) dengan tertib menurut yang semestinya, sesuai dengan makhraj serta bunyi asalnya, serta melembutkan bacaannya dengan sempurna mungkin tanpa berlebihan ataupun dibuat-buat”.
Ilmu tajwid ini sudah ada sejak Al-Quran diturunkan kepada Baginda Rasulullah SAW. Ini karena Rasulullah SAW sendiri diperintahkan untuk membaca al-Quran dengan tajwid dan tartil seperti yang disebut dalam
وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا
“Bacalah al-Quran itu dengan tartil (perlahan-lahan)”. (QS. Al-Muzammil 73 : 4)
Kemudian Rasulullah SAW mengajar ayat-ayat tersebut kepada para sahabat
dengan bacaan yang tartil. Para sahabat menguasai semua itu seperti yang
telah di ajarkan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Diantaranya
seperti Ibnu Mas’ud, Zaid bin Tsabit dan lain sebagainya.
Semua ini menunjukkan bahwa pembacaan al-Quran bukanlah suatu ilmu hasil
dari ijtihad (fatwa) para ulama yang di olah berdasarkan dalil-dalil
dari al-Quran dan Sunnah, tetapi pembacaan al-Quran adalah suatu yang
taufiqi (diambil terus) melalui riwayat dari sumbernya yang asal yaitu
sebutan dan bacaan Rasulullah SAW.
Akan tetapi bagaimanapun, yang dianggap sebagai penulisan ilmu tajwid
yang paling awal adalah ketika adanya kesadaran akan perlunya mushaf
Utsmaniah yang ditulis oleh Sayyidina Utsman diberikan titik-titik pada
huruf-hurufnya, kemudian baris-baris bagi setiap huruf dan pelafalannya.
Gerakan ini diketuai oleh Abu Aswad Ad-Duali dan Al-Khalil bin Ahmad
Al-Farahidi, dimana ketika itu Khalifah umat Islam memiliki tugas besar
untuk hal ini disaat umat Islam mulai ada yang melakukan kekeliruan
didalam bacaan.
Itu karena ketika masa Sayyidina Ustman, belum diberi titik-titik maupun
harakat, sebab bertujuan memberi keleluasaan kepada para sahabat dan
tabi’in pada masa itu untuk membacanya sebagaimana yang mereka telah
ambil dari Rasulullah SAW, berdasarkan dengan dialek bangsa Arab yang
beraneka ragam.
Tetapi setelah berkembang luasnya agama Islam ke seluruh tanah Arab
serta takluknya Roma dan Persia ke tangan umat Islam pada tahun pertama
dan kedua Hijrah, bahasa Arab mulai bercampur dengan bahasa
penduduk-penduduk yang ditaklukkan umat Islam. Ini telah menyebabkan
terjadinya beberapa kekeliruan didalam penggunaan bahasa Arab dan
demikian juga dengan pembacaan al-Quran. Maka, al-Quran Mushaf Utsmaniah
diberi tambahan titik-titik dan harakat pada huruf-hurufnya untuk
menghidari kekeliruan-kekeliruan tersebut.
Awal Mula Pembukuan Ilmu Tajwid
Orang yang pertama kali menghimpun ilmu ini dalam bentuk kitab adalah
Al-Imam al-‘Adhim Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Salam pada abad ke-3 Hijriyah
didalam kitabnya “Kitabul Qiraa-at/ كتاب القراءات”. Sebagian ada yang
mengatakan bahwa orang yang pertama mengarang dan menghimpun ilmu-ilmu
qira-at adalah Hafsh bin Umar Ad-Duriy.
Adapun pada abad ke-4 Hijriyah, masyhur seorang imam bernama Al-Hafidz
Abu Bakar bin Mujahid Al-Baghdadiy, ia merupakan orang yang pertama kali
mengarang kitab mengenai bacaan 7 qira’at yang masyhur (Kitab
al-Sab’ah). Ia wafat pada tahun 324 H.
Memasuki abad ke-5 Hijriyah, masyhur nama Al-Hafidz Al-Imam Abu ‘Amr
Ustman bin Sa’id Ad-Dani, pengarang kitab Al-Taysir (التيسير) yang
berisi tentang qira-at Sab’ah dan menjadi sandaran pada ahli Qurra’. Ia
juga memiliki banyak karangan dalam bidang seni qiraat dan lainnya.
Dimasa ini juga masyhur, seorang ulama bernama Al-Imam Makki bin Abi
Thalib Al-Qaisi Al-Qairawani, ia mengarang bermacam-macam kitab tentang
qira’at dan ilmu-ilmu Al-Qur’an.
Pada abad ke-6 Hijriyah, tampil seorang ulama yang menjadi rujukan
tokoh-tokoh ulama yang sezaman dengannya maupun datang setelahnya,
dengan karangannya bernama “Hirzul Amani wa Wajhut Tahani” atau terkenal
dengan “Matan Syathibiyah”, berisi 1173 bait tentang qira-at sab’ah. Ia
adalah Abul Qasim bin Fairah bin Khalaf bin Ahmad Ar-Ru’aini
Al-Syathibi al-Andalusi, wafat pada tahun 590 H.
Setelah itu, banyak ulama yang menekuni bidang ini disetiap masa,
menegakkan panji-panji al-Qur’an baik dengan membaca dan
mengaplikasikannya, hingga akhirnya muncul tokoh penting dalam bidang
ilmu tajwid dan qira-at yaitu Imamul Muhaqqiqin wa Syaikhul Muqri-iin
Muhammad Ibnu Al-Jazari Al-Syafi’I dengan karangannya Al-Nasyr fil
Qiraa-atil ‘Asyr, Thayyibatun Nasyr dan Ad-Duratul Mudhiyyah yang
mempolopori bahwa ilmu qira-at ada 10, yaitu sebagai pelengkap apa yang
telah dinyatakan oleh Imam al-Syathibi didalam kitab Hirzul Amani.
Imam Al-Jazari juga telah mengarang karangan yang berasingan bagi ilmu
Tajwid dalam kitabnya “At-Tamhid” dan puisi beliau yang lebih terkenal
dengan nama “Matan Al-Jazariah”. Imam Al-Jazari telah mewariskan
karangan-karangannya yang begitu banyak berserta bacaannya sekali yang
kemudiannya telah menjadi ikutan dan panduan bagi karangan-karangan ilmu
Tajwid dan Qiraat serta bacaan al-Quran hingga ke hari ini.
Tujuan Belajar Ilmu Tajwid
Tujuan ilmu tajwid yang paling utama adalah lancarnya seseorang dalam
pengucapan lafal Al-Quran dengan ilmu yang telah disampaikan oleh ulama
kita dengan memberikan sifat tarqiq (tipis), tebal, mendengung, panjang,
serta pendeknya, dan seterusnya. Maka ilmu ini tidak akan bisa
diketahui dengan sempurna kecuali harus berguru secara langsung kepada
ulama yang ahli dalam ilmu ini.
Wallahu a’lam bis shawwab.
Wallahu a’lam bis shawwab.
Referensi:
http://www.madinatuliman.com/3/5/213-mengenal-sejarah-asal-mula-adanya-ilmu-tajwid.html
http://yudihand.wordpress.com/2012/09/18/kenapa-kita-harus-membaca-al-quran-dengan-tajwid/ Friday, 9 August 2013
Ilmuwan yang Terlupakan
Tidak banyak yang tahu bahwa beberapa penemuan yang mengubah peradaban dunia sebenarnya berasal dari para ilmuwan muslim. Para ilmuwan ini mempunyai kontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan merupakan temuan awal alias pertama kali di dunia sebelum dikembangkan atau dilanjutkan oleh ilmuwan Barat lainnya. Penemuan-penemuan ilmuwan muslim ini sempat terlupakan oleh masyarakat dunia. Sejarah adalah fakta, dan fakta adalah sejarah.
"Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam berbagai bidang keilmuwan pada masa lalu."
Ajaran
Islam mengajarkan bahwa jika seseorang menemukan alat atau apapun yang belum ada manusia
yang menciptakannya, maka wajiblah baginya untuk menyebarkan hasil temuannya
itu. Menyebarkannya
kepada umat manusia agar mereka semakin dapat mempermudah pekerjaannya dan
menjadikan mereka semakin bersyukur kepada Allah. Mereka tidak menuntut satu
apapun, termasuk “hak paten” atau “upeti” lainnya akibat temuannya tersebut. Dan
dari orang-orang baratlah ilmu-ilmu itu kemudian dicuri, lalu dipatenkan atas
nama mereka masing-masing untuk mencari keuntungan. Banyak sekali
penemuan-penemuan dari kebudayaan Islam yang tak tercatat sejarah. Misalkan,
diantaranya adalah keilmuwan dalam bidang falsafah, sains, politik,
kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, pengobatan, astronomi dan sebagainya.
Salah
satu ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka
tidak sekedar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi mereka
juga menguasai keilmuwan tersebut dalam masa yang singkat dan dapat menguasai
beberapa bidang ilmu secara bersamaan. Para
ilmuwan muslim bersusah payah mengabdikan hidupnya demi kemajuan agama,
masyarakat dan generasi selanjutnya. Hasil dari penemuan mereka, maupun
manuskrip tulisan tangan mereka sampai sekarang masih disimpan dan dipelajari
di universitas-universitas bergengsi oleh generasi abad sekarang. Mereka tidak
hanya pintar di bidang teori, namun melakukan praktik secara langsung untuk
membuktikan kebenaran temuannya.
Inilah
101 Ilmuwan dan Tokoh Sains Muslim Yang Dilupakan Dunia
Abu
Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali
sebagai Rhazes di
dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun
864 – 930. Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap
sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam. Ia lahir di Rayy, Teheran pada
tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi sejak muda telah
mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang
kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke
Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia
juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di
rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan
seputar penyakit cacar. Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan
penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan
imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit
rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan
ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi
diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti
tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal
dari merkuri.
Abu
Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham (Basra,965
– Kairo 1039), dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen,
adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika,
geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan
mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti
Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Bidang
lain: Physics,Optics, Mathematics.
Abu
Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu Hayyan
Orang-orang
Eropa menamakannya Gebert,
ia hidup antara tahun 721-815 M. Dia adalah seorang tokoh Islam yang
mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang pertama. Ilmu tersebut kemudian
berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia. Bidang keahliannya, (dimana
dia mengadakan peneltian) adalah bidang : Logika, Filosofi, Kedokteran, Fisika,
Mekanika, dan sebagainya.
Abu
Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi
Dalam
dunia barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah menjadi semacam
adat kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan nama-nama orang
terkemuka, sehingga kadang-kadang orang tidak mengetahui apakah orang tersebut
muslim atau bukan. Tetapi para sejarawan kita sendiri maupun barat mengetahui
dari buku-buku yang ditinggalkan bahwa mereka adalah orang Islam, karena karya
orisinil mereka dapat diketahui dalam bentuk tulisan ilmiah mereka sendiri. Al
Khindi ahli adalah ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika,
fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani
kuno. Al-Kindi adalah seorang filosof muslim dan ilmuwan sedang bidang disiplin
ilmunya adalah: Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran.
Abul
Hakam Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani adalah cendekiawan
besar abad ke-12 dari Kordoba, Al-Andalus. Ia adalah murid dari Maslamah
Al-Majriti. Ia mempelajari dan berkarya di bidang bidang geometri dan logika.
Menurut muridnya Al-Husain bin Muhammad Al-Husain bin Hayy Al-Tajibi, “tak ada
yang sepandai Al-Kirmani dalam memahami geometri atau jawaban atas
pertanyaan-pertanyaannya yang tersulit, dan dalam mempertunjukkan seluruh
bagian dan bentuknya.” Ia lalu pindah ke Harran, Al-Jazirah (sekarang terletak
di Turki). Disana ia mempelajari geometri dan kedokteran. Ia lalu kembali ke
Al-Andalus dan tinggal di Sarqasta (Zaragoza). Ia diketahui menjalankan praktik
bedah seperti amputasi dan kauterisasi.
Abul
Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi adalah salah satu pakar di bidang
kedokteran pada masa Islam abad Pertengahan. Dia lahir di Madinatuz Zahra’, 936
– 1013 yang dikenal di Barat sebagai Abulcasis. Karya
terkenalnya adalah Al-Tasrif,
kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid. Abul Qasim lahir di
Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, Spanyol. Di kalangan bangsa Moor
Andalusia, dia dikenal dengan nama “El Zahrawi”. Al-Qasim adalah dokter
kerajaan pada masa Khalifah Al-Hakam II dari kekhalifahan Umayyah. Al-Tasrif berisi
berbagai topik mengenai kedokteran, termasuk di antaranya tentang gigi dan
kelahiran anak. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerardo dari
Cremona pada abad ke-12, dan selama lima abad Eropa Pertengahan, buku ini
menjadi sumber utama dalam pengetahuan bidang kedokteran di Eropa. Bidang lain:
Surgery, Medicine.
Muhammad
ibn Muhammad ibn Mahmud Abu Mansur al-Samarqandi al-Maturidi al-Hanafi atau Abu Mansyur Almaturiddi adalah
seorang cendekiawan muslim dan ahli di bidang ilmu kalam. Maturidi dilahirkan
di Maturid, dekat Samarqand. Di bidang ilmu agama, beliau berguru pada Abu Nasr
al-`Ayadi and Abu Bakr Ahmad al-Jawzajani. Ia banyak menulis tentang
Mu’tazilah, Qarmati, dan Syiah.
Ibnu
Rushd atau
nama lengkapnya Abu
Walid Muhammad Ibnu Ahmad adalah ahli falsafah, perubatan,
matematik, teologi, ahli fikah mazhab Maliki, astronomi, geografi dan sains.
Rushd lahir 1126 dan meninggal dunia 1198. Dilahirkan di Sepanyol dan meninggal
dunia di Maghribi, beliau adalah ahli falsafah yang paling agung pernah
dilahirkan dalam sejarah Islam. Pengaruhnya bukan sahaja berkembang luas
didunia Islam, tetapi juga di kalangan masyarakat di Eropah. Di Barat, beliau
dikenal sebagai Averroes dan bapa kepada fahaman sekularisme.
Abu
Raihan Al-Biruni merupakan
matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia,
filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang
kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan. Abu Raihan Al-Biruni
dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia
Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar
matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur. Abu Raihan Al-Biruni
merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn
Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di
universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas Ma’mun
Khawarazmshah. Dia lahir 15 September 973 dan meninggal 13 Desember 1048.
Bidang lain: Astronomy, Mathematics, determined Earth’s circumference
Muhammad
Ibnu Musa Al-Khawarizmi
(780
– 850) adalah seorang pakar dalam bidang matematik, astronomi dan geografi dari
Iran. Al-Khawarizmi juga dikenali sebagai bapa algebra. Orang Eropa menyebutnya
dengan AlGorisma. Nama itu kemudian dipakai orang-orang barat dalam arti kata
Aritmatika atau ilmu hitung. Mengapa ? Karena dia adalah seorang muslim yang
pertama-tama dan ternama dalam ilmu Matematika dan ilmu hitung. Bukunya yang
terkenal berjudul Al-jabar
Wal Muqobalah, kemudian buku tersebut disalin oleh orang-orang barat dan
sampai sekarang ilmu itu kita kenal dengan nama Al-Jabar.
Muhammad
Ibnu Zakaria Al-Razi
Hidup
antara tahun 864-930 dan namanya dilatinkan menjadi Razes. Seorang dokter
klinis yang terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan satu penelitian
Al-Kimi atau sekarang lebih terkenal disebut ilmu Kimia.
Didalam
penelitiannya pada waktu itu Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi sudah menggunakan
peralatan khusus dan secara sistimatis hasil karyanya dibukukan, sehingga orang
sekarang tidak sulit mempelajarinya. Disamping itu Al-Razi telah mengerjakan
pula proses kimiawi seperti: Distilasi, Kalsinasi dan sebagainya dan bukunya
tersebut merupakan suatu buku pegangan Lboratorium Kimia yang pertama di dunia.
Bidang lain: Medicine, Ophthalmology, Smallpox , Chemistry, Astronomy.
Abu
Nasir Al-Farabi
Orang
barat menyebutnya dengan ALFARABIUS. Ia hidup tahun antara tahun 870-900 Masehi
dan merupakan tokoh Islam yang pertama dalam bidang Logika. Al Farabi juga
mengembangkan dan mempelajari ilmu Fisika, Matematika, Etika, Filosofi,
Politik, dan sebagainya. Bidang lain: Sociology, Logic, Philosophy, Political
Science, Music.
Abul
Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani (Buzhgan, Nishapur, Iran, 940 – 997 / 998) adalah
seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa
pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia
juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa
sesuai dengan namanya. Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah
mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri.
Abul
Qasim Maslamah bin Ahmad Al-Majriti adalah seorang astronom, alkimiawan,
matematikawan, dan ulama Arab Islam dari Al-Andalus (Spanyol yang dikuasai
Islam). Abdul Qasim lahir di Madrid dan meninggal 1008 atau 1007 M).Ia juga
ikut serta dalam penerjemahan Planispherium karya
Ptolemeus, memperbaiki terjemahan Almagest, memperbaiki tabel
astronomi dari Al-Khwarizmi, menyusun tabel konversi kalender Persia ke
kalender Hijriah, serta mempelopori teknik-teknik geodesi dan triangulasi. Ia
juga ditulis sebagai salah satu penulis Ensiklopedia Ikhwan As-Shafa, tapi
kecil kemungkinan bahwa ia benar-benar salah satu penulisnya.
Abu
Ali Al-Husein Ibnu Sina atau dikenal
dengan nama Avicenna,
yang hidup antara tahun 986-1037 M. Seorang ilmuwan muslim dan Filosof besar
pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan julukan Syeh Al-Rais. Keistimewaannya
antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada usia
18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu, bidang
keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi. Juga
dibidang Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy.
Abu
Abdullah Muhammad Al-Idrisi merupakan salah seorang pakar sains Islam
yang hidup di Sicily. Sumbangan utama tokoh ini ialah menghasilkan peta bebola
perak seberat 400 paun untuk Raja Roger II, lengkap dengan membahagikan dunia
kepada 7 iklim, laluan perdagangan, teluk, tasik, sungai, bandar-bandar besar,
bukit dan lembah serta gunung-ganang. Al Idrisi lahir 1099 Masihi di Ceuta,
Sepanyol dan meninggal pada 1166 Masihi. Beliau juga mencatatkan jarak dan
ketinggian sesuatu tempat dengan tepat. Tokoh Geografi kurun ke-12 ini
kemudiannya menghasilkan buku Nuzhah al Musytaq fi Ishtiraq al Afaq (Kenikmatan
pada Keinginan Untuk Menjelajah Negeri-negeri) atau Roger’s
Book iaitu
sebuah ensiklopedia geografi yang mengandungi peta dan informasi tentang negara
Eropah, Afrika dan Asia. Buku ini mencatatkan perihal masyarakat, budaya,
kerajaan dan cuaca negara-negara yang terdapat di dalam petanya. Beliau turut
menggunakan semula garisan lintang dan garisan bujur yang diperkenalkan
sebelumnya dalam peta yang dihasilkan. Beberapa abad lamanya, Eropah menggunakan
peta Al Idrisi dan turut menggunakan hasil kerja ilmuwan ini ialah Christopher
Columbus. ....
Piri
Reis pencipta peta
dunia terlengkap dibuat pada tahun 1513. Para ahli satelit sendiri pun merasa
terkejut dengan model pemetaan yang dibuat oleh tokoh Muslimin tersebut. peta
yang dibuat diatas sepotong kulit rusa berukuran 90×65 centimeter tersebut
benar-benar digambarkan lengkap dan cukup detail. Bahkan hasil perbandingan
dengan pemotretan dari angkasa luar yang dilakukan menggunakan satelit saat ini
memiliki bentuk yang sangat mirip. Mulanya para sejarawan tidak percaya akan
bukti keberadaan peta tersebut. Di peta yang terlihat jelas hanyalah kawasan
Laut Timur Tengah. Sementara kawasan lainnya seperti benua Afrika dan Amerika
sama sekali tergambar sangat berbeda. Baru setelah gambar hasil pemotretan
satelit jaman modern ini dipadukan dengan peta kuno karya muslimin bangsa Turki
tersebut sangat nyata kebenarannya bahwa gambar yang ditorehkan dalam kulit
tersebut memang sangat detail dan terperinci.
Omar
Al-Khayyám adalah seorang
pemuisi, ahli matematik, dan ahli astronomi. Kahyyam yang lahir: 18 Mei 1048 di
Nishapur, Iran (Parsi) dan meninggal 4 Desember 1131 itu mempunyai nama asli
Ghiyatuddin Abu al-Fatah Omar ibni Ibrahim Al-Nisaburi Khayami. Khayam adalah
perkataan pinjaman bahasa Arab yang bermakna “pembuat khemah.” Beliau paling
dikenali kerana himpunan puisinya, Rubaiyat Omar Khayyam.
Ibnu
Nafis atau Ibn
Al-Nafis Damishqui, merupakan orang pertama yang secara akurat
mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia (pada 1242). Penggambaran
kontemporer proses ini telah bertahan. Khususnya, ia merupakan orang pertama
yang diketahui telah mendokumentasikan sirkuit paru-paru. Secara besar-besaran
karyanya tak tercatat sampai ditemukan di Berlin pada 1924. Dia lahir di
Damaskus (kini wilayah Suriah) tahun 1210 dan meninggal di Kairo (kini wilayah
Mesir), 17 Desember 1288 pada umur 77/78 tahun)
Abu
Nashr Mansur bin Ali (sekitar. 970 –
1036) merupakan matematikawan dari Khwarazm. Ia banyak dikenal untuk
penemuannya tentang hukum sinus.
Abu
Nashr Mansur dilahirkan di
Khwarazm dari keluarga yang menguasai daerah itu. Ia kemudian menjadi pangeran
dalam iklim politik. Ia merupakan guru Al-Biruni dan juga kolega penting para
matematikawan. Bersama mereka menorehkan karya penemuan besar dalam matematika
dan mendedikasikan karyanya pada orang lain. Kebanyakan karya Abu Nashr
berfokus pada matematika, namun beberapa karyanya pada astronomi. Dalam
matematika, ia memiliki banyak tulisan penting pada trigonometri, yang
dikembangkan dari tulisan Ptolomeus. Ia juga memelihara karya Menelaus dari
Alexandria dan mengerjakan kembali banyak teorema Yunani. Ia meninggal di
daerah yang kini Afganistan dekat kota Ghazna.
Muhammad
Asad atau Leopold
Weiss adalah
seorang cendekiawan muslim, mantan Duta Besar Pakistan untuk Perserikatan
Bangsa Bangsa, dan penulis beberapa buku tentang Islam termasuk salah satu
tafsir Al Qur’an modern yakni The Message of the Qur’an.
Muhammad Asad terlahir sebagai Leopold Weiss pada tahun 1900 di kota Lemberg,
saat itu bagian dari Kekaisaran Austria-Hongaria(sekarang bernama Lviv dan
terletak di Ukraina) dalam lingkungan keluarga Yahudi. Dia lahir di Lemberg,
Austria-Hongaria pada tahun 1900 dan meninggal di Spanyol pada tahun 1992.
Pendidikan agama yang ia enyam selama masa kecil hingga mudanya menjadikan ia
familiar dengan bahasa Aram, Kitab Perjanjian Lama serta teks-teks maupun
tafsir dari Talmud, Mishna, Gemara dan Targum.
Salman
Al Farisi; pembuat strategi
perang kanal, meriam pelontar/tank.
Miqdad
bin Amru; pelopor pembuat
pasukan kalveleri/berkuda modern pertama.
Al
Nadim (990), abad ke 10
adalah pelopor pembuat katalog/ensiklopedi kebudayaan pertama.
Ma’mun
Ar Rasyid yang hidup tahun
815, abad 9 adalah pelopor pendiri perpustakaan umum pertama di dunia yang
dikenal dengan Darul Hikmah di Baghdad.
Nizam
Al Mulk (1067); pelopor
pendiri universitas modern pertama di dunia yang dikenal dengan Nizamiyyah saat
itu ditiru sistemnya oleh Oxford Univ. Inggris.
Al
Ghazali (1111); pelopor
pembuat klasifikasi fungsi sosial pengetahuan yang dalam perkembangannya
mengarah timbulnya berbagai jenis referensi dan karya bibliografi, ahli ilmu
kalam, ahli tasawuf.
Al
Farabi (950); ahli musik
dan filsafat Yunani, (salah satu karya besarnya dijiplak bebas oleh Thomas
Aquinas).
Ibnu
Sina (1037) dikenal
oleh barat dengan nama Aveciena; ilmuwan ensiklopedi, dokter, psikolog, penulis
kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran barat),
menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, Diabetes dan
penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.
Ibnu
Rusydi (1198) dikenal
oleh barat dengan nama Averusy; ahli fisika, ahli bahasa, ahli filsafat Yunani
kuno.
Fakhruddin
Razi (1290); ahli
matematika, ahli fisika, tabib/dokter, filosof, penulis ensiklopedia ilmu
pengetahuan modern.
Al
Battani (sekitar 850 –
923) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani
lahir di Harran dekat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah
tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24
detik. Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri.
Ibnu
Khaldun (1406) seorang
sejarahwan, pendidik ulung, pendiri filsafat sejarah dan sosiologi. Ibnu
Khaldun, lahir 27 Mei 1332/732H, wafat 19 Maret 1406/808H) adalah seorang
sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu
historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).
Ibnu
Thufail (1185); dokter,
filosof, penulis novel filsafat paling awal Risalah Hayy Ibn Yaqzan kemudian
dijiplak habis-habisan oleh Defoe dengan judul barunya Robinson Crusoe
Ibnu
Al Muqaffa (757); pengarang
kitab Al Hayawan atau kitab tentang Binatang/ Ensiklopedia tentang Hewan.
Ikhwan
Ash Shafa (983); pembuat
serial pertama dan ensiklopedi pertama (bukanlah Marshall Cavendish seperti
yang diakui sekarang).
Al
Khwarizmi (850); menemukan
logaritma (berasal dari nama Al Khwarizmi) dan aljabar (Al Jabr), ilmu bumi
dengan menyatakan bumi itu bulat sebelum Galileo dengan bukunya Kitab Surah al
Ardh.
Abu
Wafa’ (997);
mengembangan ilmu Trigonometri dan Geometri bola serta penemu table
Sinus
dan Tangen, juga penemu variasi dalam gerakan bulan.
Abu’l
Hasan Tsabit bin Qurra’ bin Marwan al-Sabi al-Harrani, (826 – 18
Februari 901) adalah seorang astronom dan matematikawan dari Arab, dan dikenal
pula sebagai Thebit dalam
bahasa Latin. Tsabit lahir di kota Harran, Turki. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul
Hikmah di
Baghdad atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit menerjemahkan buku
Euclid yang berjudul Elements dan
buku Ptolemy yang berjudul Geograpia.
Umar
Khayyam (1123); memecahkan
persamaan pangkat tiga dan empat melalui kerucut-kerucut yang merupakan ilmu
aljabar tertinggi dalam matematika modern, penyair.
Al
Battani (929); ahli astronom
terbesar Islam, mengetahui jarak bumi – matahari, alat ukur gata
gravitasi, alat ukur garis lintang dan busur bumi pada globe dengan ketelitian
sampai 3 desimal, menerangkan bahwa bumi berputar pada porosnya, mengukur
keliling bumi. ( jauh sebelum Galileo), table astronomi, orbit planet-planet.
Ibnu
Al Haytsam (1039) pelopor di
bidang optik dengan kamus optiknya (Kitab Al Manazhir) jauh sebelum Roger
Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, dan Newton, penemu hukum pemantulan dan
pembiasan cahaya (jauh sebelum Snellius), penemu alat ukur ketinggian bintang
kutub, menerangkan pertambahan ukuran bintang-bintang dekat zenit.
Al
Tusi atau Nasir al-Din Tusi (1274) astronom kawakan dari Damaskus yang
melakukan penelitian tentang gerakan planet-planet, membuat model planet
(planetarium) jauh sebelum Copernicus.
Ibnu
Bajjah atau lengkapnya
Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh merupakan filsuf dan dokter Muslim
Andalusia yang dikenal di Barat dengan nama Latinnya, Avempace.
Ia lahir di Saragossa di tempat yang kini bernama Spanyol dan meninggal di Fez
pada 1138. Pemikirannya memiliki pengaruh yang jelas pada Ibnu Rushdi dan Yang
Besar Albert. Kebanyakan buku dan tulisannya tidak lengkap (atau teratur baik)
karena kematiannya yang cepat. Ia memiliki pengetahuan yang luas pada
kedokteran, Matematika, dan Astronomi. Sumbangan utamanya pada filsafat Islam
ialah gagasannya pada Fenomenologi Jiwa, namun sayangnya tak lengkap. Ekspresi
yang dicintainya ialah Gharib dan Motivahhed ekspresi yang diakui dan terkenal
dari Gnostik Islam.
Tsabit
bin Qurrah (901); penemu
teori tentang getaran/trepidasi.
Jabir
Ibnu Hayyan (813); ahli kimia
dengan berbagai eksperimennya, penemu sejumlah perlengkapan alat laboraturium
modern, system penyulingan air, identifikasi alkali, asam, garam, mengolah asam
sulfur, soda api, asam nitrihidrokhlorik pelarut logam dan air raksa (jauh
sebelum Mary Mercurie), pembuat campuran komplek untuk cat. Kontribusi terbesar
Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru
pada Barmaki Vizier, di masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia
mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia,
sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa
kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat
dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap. Kontribusi
lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi,
kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan
proses-proses tersebut.
Abu
Bakar Ar Razi (935); membagi zat
kimia ke dalam kategori mineral, nabati dan hewani
(klasifikasi
zat kimia) jauh sebelum Dalton, pembagian fungsi tubuh manusia berdasarkan
reaksi kimia komplek.
Al
Majriti (1007);
membuktikan hukum ketetapan massa (900 tahun sebelum Lavoisier)
Al
Jahiz (869) menulis
penelitian tentang ilmu hewan (zoology) pertama kali. Al-Jahiz lahir di Basra,
Irak pada 781 M. Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri, nama
aslinya. Ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak ini merupakan ilmuwan Muslim
pertama yang mencetuskan teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan
ahli zoologi Muslim dan Barat. Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang
sezaman dengan Charles Darwin pernah berujar, ”Teori evolusi yang dikembangkan
umat Islam lebih jauh dari yang seharusnya kita lakukan. Berkat teori-teori
yang begitu cemerlang, Al-Jahiz pun dikenal sebagai ahli biologi terbesar yang
pernah lahir di dunia Islam.
Kamaluddin
Ad Damiri (1450);
mengembangkan system taksonomi/ klasifikasi khusus ilmu hewan dan buku tentang
kehidupan hewan.
Abu
Bakar Al Baytar (1340); pengarang
buku tentang kedokteran hewan yang pertama.
Al
Khazini (1121); ahli
kontruksi, pengarang buku tentang teknik pengukuran (geodesi) dan kontruksi
keseimbangan, kaidah mekanis, hidrostatika, fisika, teori zat padat,
sifat-sifat pengungkit/tuas, teori gaya gravitasi (jauh 900 thn dari Newton)
Al
Farghani (870); pengarang
buku tentang pergerakkan benda-benda langit dan ilmu astronomi dan dipakai oleh
Dante jauh kemudian.
Al
Razi (abad ke8);
pengarang kitab Sirr Al Asrar (rahasianya rahasia) tentang penyulingan minyak
mentah, pembuatan ekstrak parfum/minyak wangi (sekarang Perancis yang
terkenal), ekstrak tanaman untuk keperluan obat, pembuatan sabun, kaca
warna-warni, keramik, tinta, bahan celup kain, ekstrak minyak dan lemak, zat
warna, bahan-bahan dari kulit, Mengembangkan penelitian tentang penyakit wanita
dan kebidanan, penyakit keturunan, penyakit mata, penyakit campak dan cacar.
Banu
Musa bersaudara (abad
ke 9); pengarang buku Al Hiyal (buku alat-alat pintar) yang berisikan 100 macam
mesin seperti pengisi tangki air otomatis, kincir air dan system kanal bawah
tanah (sekarang yang terkenal Belanda), teknik pengolahan logam, tambang, lampu
tambang, teknik survei dan pembuatan tambang bawah tanah.
Abul
Hasan Ali Al-Masu’di merupakan salah
seorang pakar sains Islam yang meninggal pada tahun 957. Dilahirkan di Baghdad,
dia juga merupakan seorang ahli sejarah, geografi dan falsafah. Dia pernah
mengembara ke Sepanyol, Rusia, India, Sri Lanka dan China serta menghabiskan
umurnya di Syiria dan Mesir. Dia berasal dari keturunan sahabat Nabi Muhammad,
Abdullah bin Mas’ud. Bukunya Muruj adh-Dhahab wa Ma’adin
al-Jawahir(Padang Emas dan Lombong Manikam) yang ditulis pada 943,
merupakan himpunan kisah perjalanan dan pembelajarannya. Ia menyentuh aspek
sosial dan kesusasteraan sejarah, perbincangan mengenai agama dan penerangan
geografi. Dia juga menulis buku Al-Tanbih wa al-Ashraf, yang
merupakan buku terakhirnya
Nasir
Al-Din Al-Tusi (1201–1274) adalah
ahli sains Islam Syiah berkebangsaan Iran yang dikenali sebagai ahli falsafah,
matematik, astronomi, teologi, serta pakar perubatan dan penulis, iaitu beliau
adalah seorang pakar dalam pelbagai bidang. Bidang lainnya: Astronomy, Non-Euclidean
Geometry.
Al
Farazi (790); perintis
alat astrolab planisferis yaitu mesin hitung analog pertama, sebagai alat Bantu
astronomi menghitung waktu terbit dan tenggelam serta titik kulminasi matahari
dan bintang serta benda langit lainnya pada waktu tertentu.
Taqiuddin (1565); merintis jam mekanis pertama dan alarmnya yang
digerakkan dengan pegas.
Ibnu
Nafis (1288); menulis
dan menggambarkan tentang sirkulasi peredaran darah dalam tubuh manusia (Harvey
1628 dianggap pertama yang menemukannya).
Abu
Muhammad Abdullah Ibn Ahmad Ibn al-Baitar Dhiya al-Din al-Malaqi merupakan salah seorang pakar sains Islam yang hidup
antara tahun meninggal pada tahun 1248. Lebih dikenali sebagai Ibn al-Baitar,
beliau dilahirkan di Malaga, Spanyol.
Az
Zahra (939); pembuat
alat bedah/pembedahan , teknik dan jenis pengoperasian, pengembangan ilmu
kedokteran gigi dan operasi gigi serta peralatan bedah gigi.
Al
Ibadi (873); pengarang
buku tentang anatomi mata, otak dan syaraf optik, permasalahan pada mata.
Ibnu
Fadlan (abad 10); membuat
daftar koordinat daerah Volga-Caspian (daerah Rusia) dan sosiologi daerah
tersebut.
Ali
Ibn Rabban Al-Tabari merupakan salah
seorang pakar sains Islam yang hidup antara tahun 838 – 870.
Ibnu
Batutah (1369); membuat
daftar koordinat dan sosiologi wilayah China, Srilangka, India, Byzantium,
Rusia Selatan.
Ibnu
Majid (abad 15); pemandu
Vasco de Gamma dan menerbitkan buku panduan navigasi
bagi
pilot dan pelaut.
Ibnu
Khuradadhbih (abad 9); karya
geografi tentang kerajaan-kerajaan dan rute perjalanannya dari negeri-negeri
China, Korea dan Jepang.
Imam
Hanafi, nama lengkapnya
adalah An Nukman bin Tsabit. Lahir tahun 700 M di Kufah, Irak. Ajarannya dalam
ilmu fiqih adalah selalu berpegang pada Al-Qur’an dan hadis. Beliau tidak
menghendaki adanya taklid dan bid’ah yang tidak ada dasarnya dalam Al Qur’an
dan hadis. Dalam menetapkan hukum fiqih beliau bersumber pada Al Qur’an, hadis,
qiyas dan ihtisan.
Imam
Maliki, nama lengkapnya
adalah Abu Abdillah Malik bin Annas. Beliau lahir di Madinah tahun 716 M.
Beliau merupakan ulama besar di kawasan Arab. Dalam menetapkan ilmu fiqih,
beliau berpedoman pada Al Qur’an, hadis, ijma sahabat, dan kemaslahatan urf
(adat) penduduk Madinah. Buku karangannya diantaranya adalah Al Muwaththa. Imam
Maliki ini adalah guru Imam Syafi’i.
Imam
Syafi’i, nama lengkapnya
adalah Muhammad Ibnu Idris bin Abbas bin Usman Asy Syafi’i. Beliau dilahirkan
di Palestina tahun 767 M. Menurut riwayat, beliau telah mahir membaca dan
menulis Arab pada usia 5 tahun. Pada usia 9 tahun, beliau telah hafal Al Quran
30 juz. Pada usia 10 tahun, beliau sudah menghafal hadis yang terdapat dalam
kitab Al Muwaththa karya Imam Malik. Di usianya yang 15 tahun, beliau lulus
dalam spesialisasi hadis dari gurunya Imam Sufyan bin Uyaina, sehingga beliau
diberi kepercayaan untuk mengajar dan memberi fatwa kepada masyarakat dan
menjadi guru besar di Masjidil Haram, Mekah. Dalam menetapkan ilmu fiqih, Imam
Syafi’i berpedoman pada Al Qur’an, hadis, ijma’ dan qiyas. Buku karangan Imam
Syafi’i adalah Ar Risalah dan Al ‘Um. Ajaran Imam Syafi’i terkenal dengan
Mazhab Syafi’i yang banyak dianut oleh umat Islam di Indonesia, Asia Tenggara,
Mesir, Baghdad, dan negara lainnya.
Imam
Hambali, nama lengkapnya
adalah Ahmad bin Hambal Asy Syaibani. Beliau lahir di Baghdad tahun 855 M.
Ajarannya terkenal dengan nama Mazhab Hambali. Dalam menetapkan hukum fiqih,
Imam Hambali berpedoman pada Al Qur’an, hadis, dan fatwa para sahabat.
Imam
Ghazali, nama lengkapnya
adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali. Beliau lahir di Iran tahun
1058 M. Beliau tokoh yang terkenal dalam bidang ilmu tafsir, ilmu fiqih, ilmu
filsafat, dan ilmu akhlak. Karena keluasan ilmunya, beliau mendapat gelar
Hujjatul Islam. Karya beliau diantaranya adalah Tahafut Al Falasifah, Huluqul
Muslim, dan yang terkenal adalah Ihya’ Ulumuddin.
Al
Mas’udi ; menerbitkan
ensiklopedi geografi yang membahas gempa bumi, formasi geologis, sifat dasar
laut mati, evolusi geologi (jauh sebelum Maghelan dan Weber).
Al
Idris (1154); ahli peta
bumi, membuat peta bumi dan globe dengan dilengkapi penjelasan penggunaan
kompas.
Yaqut
Hawami (1229); membuat
kamus geografi pertama berdasarkan abjad berisikan nama kota dan tempat yang
dikenal dan berisi informasi akurat mengenai ukuran bumi, zona iklim dan
sifatnya, geografi matematika dan politik.
Abu
Al-Nasr Al-Farabi atau dikenali
sebagai Al-Pharabius di
dunia barat merupakan salah seorang pakar sains dan ahli falsafah Islam yang
hebat di dalam dunia Islam pada ketika itu,beliau hidup antara tahun 870 – 950.
Dia berasal dari Farab, Kazakhstan.
Ibnu
Abdus Salam (abad 13);
merumuskan pertama kali tentang hak-hak perlindungan binatang atau konservasi
hewani.
Safiuddin (1294); memperkenalkan teori musik.
Al
Mawsili (850); ahli musik
klasik dan oleh muridnya musisi ulung Ziryab memperkenalkan ke Spanyol thn 822,
pengembangan notasi mensural, konsep gloss atau hiasan melodi, pengembangan
rumpun alat musik gesek, kecapi, kelompok gitar, busur gesek pada alat musik
gesek, musik keroncong dan morisko.
Abu Hasan Al Asy’ari adalah tokoh ilmuwan muslim di bidang ilmu tauhid.
Beliau lahir di Baghdad tahun 873 M. Ajaran Abu Hasan Al Asy’ari dikenal dengan
paham Asy’ariah. Adapun ajaran Asy’ariah yang berkembang sampai saat ini adalah
sifat wajib Allah swt. ada 13(wujud, qidam, baqa,
mukhalafatul lilhawadis, qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat, qudrat, iradat, ilmu,
hayat. sama’, bashar dan kalam) ditambah dengan 7 sifat maknawiyah (qadiran,
muridan, ‘aliman, hayyan, sami’an, basiran, mutakalliman), sehingga menjadi 20
sifat wajib bagi Allah swt.
Nur
Al-Din Ibn Ishaq Al-Bitruji (1204) dikenali
sebagai Alpetragius)
di dunia barat merupakan salah seorang ahli sains Islam.
Muhammad
Abduh (Delta Nil, 1849 –
Alexandria, 11 Juli 1905 ) adalah seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah
satu penggagas gerakan modernisme Islam. Beliau belajar tentang filsafat dan
logika di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan juga murid dari Jamal al-Din al-Afghani,
seorang filsuf dan pembaharu yang mengusung gerakan Pan-Islamisme untuk
menentang penjajahan Eropa di negara-negara Asia dan Afrika. Muhammad Abduh
diasingkan dari Mesir selama enam tahun pada 1882, karena keterlibatannya dalam
Pemberontakan Urabi. Di Libanon, Abduh sempat giat dalam mengembangkan sistem
pendidikan Islam. Pada tahun 1884, ia pindah ke Paris, dan bersalam al-Afghani
menerbitkan jurnal Islam The Firmest Bond. Salah satu
karya Abduh yang terkenal adalah buku berjudul Risalah
at-Tawhid yang
diterbitkan pada tahun 1897.
al-Allamah
al-Muhaddits al-Faqih az-Zahid al-Wara’ asy-Syaikh Abdul Muhsin bin Hammad
al-’Abbad al-Badr lahir di Zulfa
(300 km dari utara Riyadh) pada 3 Ramadan tahun 1353H (10 Desember 1934. Ia
adalah salah seorang pengajar di Masjid Nabawi yang mengajarkan kitab-kitab
hadits seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud dan saat ini
beliau masih memberikan pelajaran Sunan Turmudzi. Ia adalah seorang ‘Alim
Robbaniy dan pernah menjabat sebagai wakil mudir (rektor) Universitas Islam
Madinah yang waktu itu rektornya adalah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz.
Ahmad
ibnu Yusuf al-Misri (835 – 912) adalah
seorang matematikawan, putra dari Yusuf ibnu Ibrahim yang juga seorang
matematikawan. Ahmad ibnu Yusuf lahir di Baghdad, Irak dan kemudian pindah
bersama bapaknya ke Damaskus pada tahun 839. Kemudian ia pindah lagi ke Kairo,
dan dari sini lah namanya mendapat tambahan al-Misri (dari
Mesir).
Abu-L
‘Abbas Ahmad ibn Khallikan adalah sarjana
Muslim Kurdi pada abad ke-13. Karyanya yang paling terkenal adalah Wafayat
al-Ayan (Berita
Kematian Laki-laki Ulung) atau lebih dikenal sebagai Kamus Biografis. Dia lahir
Irbil, 22 September 1211 -Damaskus, Suriah dan meninggal 30 Oktober 1282.
Menurut Encyclopedia Britannica, ibn Khallikan memilih “bahan faktual untuk
biografinya dengan sangat baik dari sisi pengetahuan akademis” dan buku ini
juga menyebutkan “… ia adalah seorang yang menyumbangkan sumber berharga untuk
karya kontemporer dan berisi petikan dari biografi yang lebih awal yang sudah
tidak lagi ada.” Ia mulai mengerjakan karya ini dari tahun 1256 sampai dengan
tahun 1274.
Ibnu
Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu
Rusyid, dalam bahasa Latin Averroes, adalah seorang filsuf
dari Spanyol (Andalusia). Dia lahir tahun 1126 – Marrakesh, Maroko, dan
meninggal 10 Desember 1198). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat,
kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir
semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani
(Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami
oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah
dan sikap keberagamaannya.
Said
Al-Andalusí (Almería, 1029 –
Toledo, 1070) “Al-Tulaytuli” (dari Toledo) adalah seorang qadi, ilmuwan
dan sejarawan Al-Andalus. Karyanya yang terkenal adalah Tabaqat
Al-Umam (Klasifikasi
Bangsa-Bangsa), yang banyak dipelajari oleh para sejarawan. Karyanya yang lain
adalah Kumpulan
Sejarah Bangsa Arab dan Non-Arab, dan Koreksi Pergerakan Bintang-Bintang.
Jafar
Muhammad bin Musa bin Shakir Banu Musa, (800 – 873), adalah seorang astronom dan
matematikawan dari Baghdad. Ia bersama kedua saudaranya (Ahmad Banu Musa dan
Hasan Banu Musa) sangat aktif menerjemahkan berbagai buku sains dari manuskrip
Yunani dan Pahlavi ke dalam bahasa Arab pada masa kekhalifahan Al-Ma’mun.
Mālik
ibn Anas bin Malik bin ‘Āmr al-Asbahi atau Malik bin Anas lahir
di (Madinah pada tahun 714 (93 H), dan meninggal pada tahun 800 (179 H)). Ia
adalah pakar ilmu fikih dan hadits, serta pendiri Mazhab Maliki.
Yusuf
al-Qaradawi (lahir di Shafth
Turaab, Kairo, Mesir, 9 September 1926; umur 84 tahun) adalah seorang
cendekiawan Muslim yang berasal dari Mesir. Ia dikenal sebagai seorang Mujtahid
pada era modern ini. Selain sebagai seorang Mujtahid ia juga dipercaya sebagai
seorang ketua majelis fatwa. Banyak dari fatwa yang telah dikeluarkan digunakan
sebagai bahan rujukan atas permasalahan yang terjadi. Namun banyak pula yang
mengkritik fatwa-fatwanya.
Jalaluddin
as-Suyuthi lahir 1445 (849H)
– wafat 1505 (911H). Dia adalah ulama dan cendekiawan muslim yang hidup pada
abad ke-15 di Kairo, Mesir. Beliau pernah berguru pada al Bulqini sampai
wafatnya Al Bulqini, Beliau juga belajar hadits pada Syaikhul Islam Taqiyyudin
al Manaawi. Dalam Kitab beliau yang berjudul Khusnul Muhadlarah beliau
menyebutkan bahwa dari setiap guru yang aku datangi aku mendapatkan lisensi dan
aku menghitungnya sampai sejumlah 150 ijazah dari 150 guru.
Ibnu
Qayyim Al-Jauziyyah, Dilahirkan di
Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23 September
1350) adalah seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang hidup pada
abad ke-13. Ia adalah ahli fiqih bermazhab Hambali. Disamping itu juga seorang
ahli Tafsir, ahli hadits, penghafal Al-Quran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli
ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid.
Muhammad
Marmaduke William Pickthall (1875-1936) adalah
seorang intelektual Muslim Barat, yang terkenal dengan terjemahan Al Qur’an
yang puitis dan akurat dalam bahasa Inggris. Ia merupakan pemeluk agama Kristen
yang kemudian berpindah agama memeluk Islam. Pickthall adalah juga seorang
novelis, yang diakui oleh D.H Lawrence, H.G Wells dan E.M Forster, juga seorang
jurnalis, kepala sekolah serta pemimpin politik dan agama. Dididik di Harrow,
ia terlahir pada keluarga Inggris kelas menengah, yang akar keluarganya
mencapai ksatria terkenal William sang penakluk.
Ahmad
bin Muhammad Miskawaih, Ibnu Miskawaih (932-1030)
merupakan filsuf Iran yang menonjol dari Ray, Iran. Ia
merupakan tokoh politik yang aktif selama masa Al-Booye. Pengaruhnya pada
filsafat Islam terutama berkaitan dengan isu etik.
Al-Jāḥiẓ (781 – Desember 868/Januari 869) adalah seorang
cendekiawan Afrika-Arab yang berasal dari Afrika Timur. Ia merupakan sastrawan
Arab dan memiliki karya-karya dalam bidang literatur Arab, biologi, zoologi,
sejarah, filsafat, psikologi, Teologi Mu’taziliyah, dan polemik-polemik politik
religi.
Ibnu
Ismail Al Jazari
Ilmuwan
Muslim Penemu Konsep Robotika Modern. Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik
untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot.
”Tak
mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya,
ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat
sebuah mesin” (Donald Hill). Kalimat di atas merupakan komentar Donald Hill,
seorang ahli teknik asal Inggris yang tertarik dengan sejarah teknologi, atas
buku karya ahli teknik Muslim yang ternama, Al-Jazari. Al Jazari merupakan
seorang tokoh besar di bidang mekanik dan industri. Lahir dai Al Jazira, yang
terletak diantara sisi utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara Sungai
tigris dan Efrat.Al-Jazari merupakan ahli teknik yang luar biasa pada masanya.
Nama lengkapnya adalah Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari.
Abu
Al Zahrawi / ALBUCASIS
Sang
Penemu Gips Era Islam. Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah,
maupun ilmuan yang berasal dari Andalusia. Dia merupakan penemu asli dari
teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang
dilakukan pada era modern ini. Sebagai seorang dokter era kekalifahan, dia
sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang penting bagi era modern
ini.Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu sebuah kota yang
terletak di dekat Kordoba di Andalusia yang sekarang dikenal dengan negara
modern Spanyol di Eropa. Kota Al Zahra sendiri dibangun pada tahun 936 Masehi
oleh Khalifah Abd Al rahman Al Nasir III yang berkuasa antara tahun 912 hingga
961 Masehi. Ayah Al Zahrawi merupakan seorang penguasa kedelapan dari Bani
Umayyah di Andalusia yang bernama Abbas.
Wallahu a’lam bis shawwab.
Sumber:
Anonim. “Inilah 101 Ilmuwan dan Tokoh Sains Muslim Yang
Dilupakan Dunia”. Desember
2011. http://islamislogic.wordpress.com/100-ilmuwan-muslim/ Diakses pada
tanggal 3 Desember 2012
http://forum.kompas.com/sains/40717-%3D-101-ilmuwan-yang-terlupakan-%3D.html
Subscribe to:
Posts (Atom)